Tampilkan postingan dengan label Unexpected Person. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Unexpected Person. Tampilkan semua postingan

Kamis, 28 April 2016

Unexpected Person - Chapter 2

New Class



          Hari baru, suasana baru, kelas baru, lambang sekolah pun ikutan baru bahkan tukang kebun sekolah juga ikutan baru ahahaha. Hari ini hari pertama kali masuk sekolah setelah libur kenaikan kelas yang dirangkap dengan libur puasa dan lebaran. Jadi kebayang kan gimana lamanya Mira libur di rumah. Mira kangen sekali dengan sahabat sahabatnya itu, walaupun sebenernya selama liburan sekolah mereka masih sering hangout bareng. Tapi ntah knapa Mira masih kangen dengan kerempongan sahabatnya itu.

          Sekarang Mira sudah menginjak kelas 2, setahun lagi akan menginjak kelas 3 dan disusul untuk lulusan. Begitu cepat waktu berputar. Mira yang saat itu sedang melamun dan terlintas akan kenangan pertama kali bersekolah disini, kenangan ospek, kenangan di kelas 1, kenangan akan dirinya ketika mengikuti OSIS, kenangan kenangan dirinya pada saat mengurusi classmeeting tahunan sekolah dan tiba tiba saja sosok itu terlintas di pikirannya seiring kenangan itu menyerebak di kepalanya, yang pada saat itu Mira berada di taman sekolah saat waktu istirahat.

          "Yang lain mana Mir?" tegur seseorang yang Mira sudah tahu siapa orangnya

          Dia Dito, Dito Ananta Putra yang merupakan pacar Mira beberapa bulan ini. Mira mengenal Dito pada saat dirinya terkena lemparan bola basket pada saat Dito bermain basket. Sejak kejadian itu ntah mengapa Mira merasakan ada yang aneh dengan Dito dan Dito memutuskan untuk berpacaran dengan Mira. Dan seperti sampai detik ini Dito masih menjadi pacar Mira, Dito adalah orang yang taa beribadah, perhatian, nggak romantis, hemat, dan tidak terlalu peka, hobi basket, hobi lari, hobi olahraga lah pokoknya. Namun walaupun begitu Mira santai santai aja tuh dengan sifat Dito yang seperi itu.

          "Yeeee.... Malah benging, ditanyain loh. Kalau lagi bengong gitu kamu gemesin deh" sambil menaruh minuman kaleng disamping Mira duduk dan Dito menyubit gemas Mira

          "Oh iya yaa ahahah maaf yaa" jawab Mira kikuk

          "Mikirin apaan sih Mir?" tanya Dito

          "Nggak Dit, nggak mikirin apa apa kok. Eh iya tadi nanya apaan? gagal fokus ih sorry" jawab Mira singkat

          "Yang lain kemana atuh neng, kenapa sendirian aja disini? Mira nggak istirahat ke kantin? Nggak laper? Caacingnya nggak dikasih makan?" Tanya Dito panjang lebar sampai sampai membuat Mira bengong lagi

         "Haaaaaaaa...... Banyak nya nanyanya perasaan tadi nggak sepanjang itu ahahah yang lain pada makan di kantin Dit, Mira nggak laper jadi nggak pengen makan, lagian tadi juga sarapan kok. Biasalah mama Natasya masih rajin masak nasi kuning buat aku ahahaha" Jawab Mira tak kalah panjang nya dengan pertanyaan Dito.




* * *


           Mira memutuskan untuk pergi ke perpustakaan kota yang letaknya tak jauh dengan tempat tinggalnya sepulang sekolah. Disana Mira dapat meminjam buku free tanpa bayaran, syaratnya hanya perlu untuk registrasi untuk mendapatkan kartu perpustakaan kota tersebut. fasilitas disana juga lengkap. Mira senang berada di kumpulan buku buku.

          Kembali Mira melamun sembari tangannya memegang buku yang sempat dibacanya beberapa halaman. Lamunan di sekolah tadi hilang ketika Dito datang. Mengingat kalau sekarang Mira tidak mengikuti OSIS lagi di sekolahnya sejak kelas 2 ini, karna perbedaan pedapat dan ketidakcocokan Mira dengan sosok ketua yang baru, maka dari itu Mira memutuskan untuk berhenti tidak mengikuti OSIS lagi. Natasya masih sampai sekarang, dia lanjut untuk periode yang baru ini.

         Persahabatan Mira dengan sahabat sahabatnya masih akrab terutama dengan Ataya, Natasya, Susan yang merupakan teman sebangkunya, Arina yang merupakan si body hot.Sedangkan sisanya sudah agak renggang diakibatkan sekarang di kelas 2 diterapkan sistem rolling dan letak kelas yang berjauhan yang mempenngaruhi kerenggangan persahabatan diantaranya. Namun jika hangout atau acara acara di luar sekolah mereka selalu kompak. Ntah seperti apa, hanya di sekolah saja mereka terlihat tidak akrab.



* * *


          Dikelas 2 ini semua berbeda. Mira lebih suka sendiri tak banyak bicara seperti biasanya. Mungkin karna persoalan keluarga yang sedang dihadapinya. Papa Mira lebih otoriter, protektif dan lebih lebih dibanding beberapa tahun silam. Disitu Mira merasa tertekan sebagai anak. Harus membagi waktu antara sekolah dan keadaan di rumah.

          Tapi itulah yang membentuk kepribadian dewasa Mira dibanding sahabat sahabatnya yang lain. Hanya Ataya atau Natasya lah yang bisa mengerti jalan pikiran Mira jika Mira menanyakan solusi atau sedang curhat. Mereka berdua dengan telatennya mendengar curahan hati Mira yang bahkan sampai ikutan menangis ketika Mira menangis di saat sesi curhatan itu.

          Yang dipikirkan Mira hanya kehidupannya yang seperti ini secepatnya berakhir, tidak ada tangisan lagi berpikir positif dan tetap tenang jika terjadi masalah lagi yang lebih berat dibanding masalah masalah yang sudah terjadi.

Rabu, 27 April 2016

Unexpected Person - Next Chapter 1

* * *

         Namanya Nathan Prayogasono yang lebih akrab dipanggil Atha oleh teman teman kelasnya sekaligus nama panggilan di sekolahnya. Siapa yang tidak tahu tentang Atha, salah satu siswa kelas 3 IPA yang merupakan anggota OSIS di sekolah Mira sekaligus menjabat sebagai ketua Teater sekolahnya. Sosok pendiam tak banyak omong yang selalu punya seribu ide untuk memecahkan segala persoalan. Dilihat dari pembawaannya Atha pada saat rapat bulanan OSIS. Ntah gimana sikap Atha ketika di ekskul teater. Karna Mira bukan anggota teater sekolah, Mira hanya  anggota OSIS sama seperti Natasya dan juga tentunya Atha sendiri.

         Sosok itulah yang setiap hari muncul di depan mata Mira, ntah hanya berpapasan saja di parkiran sekolah, di kantin, pada saat rapat atau bahkan seperti sekarang berpapasan di koridor kelas bersama teman teman Mira. 

          "Dia unik, penuh misterius" Mira berbicara dalam hati, dan seketika pukulan mendarat di punggung Mira yang berhasil membuyarkan lamunan Mira. Yap, Natasya barusan yang memukul punggung Mira.

          "Kenapa lu Mir? Kesambet apaan wkwkwkwk" Olok Natasya yang diikuti ketawa kecil sahabatnya itu

          "Eh nggak, nggak kenapa kenapa nggak kesambet apa apa sya. Udah yuk buruan keburu bel masuk lagi ntar. Lu mah yee syaa bisa aja ngeledek, hobi lu mah yang gini gini" bantah Mira. Natasya dan yang lain hanya ketawa saja melihat Mira nunjukkin muka kesel nya



* * *


          SENINNNNNNNN SIBUKKKKKK!!! gerutu Atha di jam istirahat pagi itu. Bagaimana Athha tidak kesal kalau laporan yang dibuatnya semalaman itu dihilangkan begitu saja oleh junior OSIS nya. Kepala Atha rasa ingin meledak ketika salah satu senior yang seangkatan dengan dia mengabari nya melalui LINE. Atha langsung buru buru mendatangi junior nya di ruang OSIS. Pembawaannya yang santai selalu terpajang di wajahnya walaupun sebenernya pikirnya acak kadut. Pikirannya membawanya ke laptop di rumahnya berada, berfikir positif bahwa masih ada softcopy nya di laptop tersebut.

          "Kenapa bisa hilang?" tanya Atha sesampainya di ruang OSIS yang begitu sepi karna anggota lainnya pada istirahat di kantin.

          "Kayaknya tercecer deh kamu dek" salah satu senior menimpali perbincangan Atha dengan juniornya itu

          "Iya kak sepertinya saya teledor sehingga lupa menaruhnya dimana" nada penyesalan keluar dari mulut junior itu,

          "Secepatnya kamu ingat ingat dah dimana terakhir kali lu pegang, gue sambil mikir ini kali aja softcopy nya ada di laptop rumah. Kalau ada selamat gue dek, kalo kagak ini gue mesti nyari bahan lagi. lu tau kagak, itu dokumen bakal diminta Surya siang ini buat diserahin ke Pak Dedek." Panjang lebar Atha ngomong si junior cuma bisa manggut manggut. Kesel Atha dalam hati.



* * *


           Walaupun Mira dan Atha satu organisasi mereka tak banyak saling kenal karna Atha yang sudah menginjak bangku kelas 3 dan para anggota OSIS kelas 3 di nonaktifkan agar bisa lebih fokus belajar. Perbedaan tingkat 2 tahun itu tak banyak yang mereka ketahui satu sama lain, untuk kegiatan internal di OSIS anak kelas 3 tidak bisa ikut campur atau ambil alih. Hanya beberapa senior kelas 3 saja yang masih suka untuk mengunjungi ruang OSIS. Sedangkan Atha, Mira tak tahu apa apa. mungkin pertemuan di koridor sekolah itu pertemuan terakhirnya dengan Atha. 

           Atha tidak pernah terlihat lagi di mata Mira. Mungkin karna sama sama sibuk dengan kegiatan masing-masing sehingga Mira tak dapat melihat sosok itu lagi. Para kelas 3 mendapatkan jam tambahan untuk bimbel di sekolah sepulang sekolah. Sedangkan para anggota OSIS lagi sibuk mempersiapkan acara Classmeeting tahunan. Bulan bulan yang sibuk.


* * *

Unexpected Person - Chapter 1

School and Him


          Pagi itu pelajaran sangat membosankan rasanya Mira ingin cepat cepat keluar dari kelas kimianya. Begitu pula dengan beberapa teman-teman Mira yang lain, sepertinya berpikiran sama dengannya. Bagaimana tidak kalau saja guru yang mengajar kelas kimia satu ini agar cepat-cepat di pensiun saja, bukannya Mira seorang murid tak terpelajar melainkan Mira secara pribadi kasihan sama ibu yang sering di sapa Bu Nanik ini, cara mengajarkan pelajaran tersebut kepada murid murid sangat lah lambat belum lagi cara dia menjelaskannya aduuhhhh mungkin sama kayak siput berjalan. Bisa kalian bayangkan kan gimana lambatnya hahahah memang Mira sebagai murid yang bisa dibilang diperhitungkan di kelas yang karena Mira memang salah satu murid yang selalu masuk top 5 di kelas ini sangat menyanjungi Bu Nanik, beliau selalu bisa menjawab apa pun pertanyaan dari murid murid di kelas. Sangking kagumnya dengan beliau Mira bisa bisa acungin 4 jempol buat ibu kimia satu itu ahahaha

          "Lama banget nih si ibu mah ngomong, cepetan bunyi bel kek hffftttt" gerutu salah satu sahabat Mira yang duduk persis di belakangnya. Namanya Natasya Elwira,cewek periang, agak tomboy dan suka ketawa nggak pakai rem ini sudah Mira kenal sejak SD. Maka dari itu sifat dan tingkah laku kalau lagi ngoceh Mira tau banget. Mama Natasya jago masak nasi kuning dan soto banjar, nasi kuning yang merupakan sarapan favorit Mira. Karna Natasya tahu sarapan favorit Mira sehingga setiap pagi sebelum bel masuk sekolah berbunyi Mira selalu sarapan di kelas, tentu saja Natasya yang membawakan nasi kuning spesial buatan mamanya. Mama dan Papa Natasya sudah pisah dan Natasya selalu naik pitam jika ditanya soal papanya itu, jadi anak-anak nggak ada yang berani buat nanya soal papa Natasya.

          "Iya sumpah lama bener heh! Kesian cacingku makin kurus ntar" tambah Ataya yang persis duduk di samping Natasya. Namanya Ataya Shafira Balqis. Mira mengenal Ataya bersamaan dengan Natasya juga, cuma kami beda SD pada waktu itu hanya saja satu tempat private setelah pulang sekolah. Pada saat Mira mengenal Ataya Mira berfikir bahwa Ataya anak yang songong, karna sikapnya yang suka 'cari perhatian' sama si guru private. Tapi ternyata emang seperti itu anaknya. Yang paling Mira ingat adalah Ataya paling cepat untuk membaca soal dibanding anak-anak lainnya. Sehingga apa yang tidak ia tahu langsung ditanyakan kepada guru pembimbing. Dan cuma dengan Ataya lah Mira paling dekat, walaupun sahabat Mira itu berjumlah 7 orang perempuan rempong. Berbeda sekali dengan kehidupan Natasya, kedua orang tua Ataya sangat harmonis, mama Ataya seorang tanaga pengajar di salah satu SD terkemuka di kotanya sedangkan papa Ataya seorang bisnisman yang mempunyai beberapa saham di beberapa perusahaan di Indonesia.

           Sedangkan Mira? Nama lengkapnya Syamira Khairunisa Syahid, biasa sahabat sahabatnya memanggilnya Mira. Mira merupakan anak piatu, karna mamanya sudah meninggal 7 tahun silam, Mira hanya tinggal bersama dengan papa serta adiknya yang baru saja kelas 6 SD. Papa Mira hanya seorang pegawai kantor biasa di perusahaan ternama di kota nya. Kehidupannya sunggu sedehana. Kehidupannya berubah drastis setelah mama Mira meninggal. Mira tak bisa lagi untuk santai di rumah, karna semua pekerjaan rumah harus di handlenya sendiri dan papanya juga. Mereka keluarga yang sangat kompak dalam mengurus pekerjaan rumah. Tentu saja juga mengurus adik Mira si Ferdo.


* * *

          Sesampainya di salah satu koridor kelas ipa yang mengarah ke kantin, Mira berpapasan dengan sosok yang tak asing bagi dirinya dan beberapa sahabatnya. Sosok pendiam tak banyak omong, kakak kelas 3 yang merupakan salah satu anggota organisasi sekolah itu memang terlihat sangat pendiam, di dalam organisai atau di luar organisasi sama aja pikir Mira dalam hati. Kemudian sosok itu menghilang seiring langkah kakinya.

          "Eh itu tadi Ka Atha bukan sih?" tanya Natasya setelah sosok Ka Atha pergi menjauh.

          "Iya bener tuh sya, bukannya anggota OSIS juga yaa Mir?" tanya Ataya kepada Mira yang berhasil membuyarkan lamunan panjang Mira di koridor sekolah. 


* * *