New Class
Hari baru, suasana baru, kelas baru, lambang sekolah pun ikutan baru bahkan tukang kebun sekolah juga ikutan baru ahahaha. Hari ini hari pertama kali masuk sekolah setelah libur kenaikan kelas yang dirangkap dengan libur puasa dan lebaran. Jadi kebayang kan gimana lamanya Mira libur di rumah. Mira kangen sekali dengan sahabat sahabatnya itu, walaupun sebenernya selama liburan sekolah mereka masih sering hangout bareng. Tapi ntah knapa Mira masih kangen dengan kerempongan sahabatnya itu.
Sekarang Mira sudah menginjak kelas 2, setahun lagi akan menginjak kelas 3 dan disusul untuk lulusan. Begitu cepat waktu berputar. Mira yang saat itu sedang melamun dan terlintas akan kenangan pertama kali bersekolah disini, kenangan ospek, kenangan di kelas 1, kenangan akan dirinya ketika mengikuti OSIS, kenangan kenangan dirinya pada saat mengurusi classmeeting tahunan sekolah dan tiba tiba saja sosok itu terlintas di pikirannya seiring kenangan itu menyerebak di kepalanya, yang pada saat itu Mira berada di taman sekolah saat waktu istirahat.
"Yang lain mana Mir?" tegur seseorang yang Mira sudah tahu siapa orangnya
Dia Dito, Dito Ananta Putra yang merupakan pacar Mira beberapa bulan ini. Mira mengenal Dito pada saat dirinya terkena lemparan bola basket pada saat Dito bermain basket. Sejak kejadian itu ntah mengapa Mira merasakan ada yang aneh dengan Dito dan Dito memutuskan untuk berpacaran dengan Mira. Dan seperti sampai detik ini Dito masih menjadi pacar Mira, Dito adalah orang yang taa beribadah, perhatian, nggak romantis, hemat, dan tidak terlalu peka, hobi basket, hobi lari, hobi olahraga lah pokoknya. Namun walaupun begitu Mira santai santai aja tuh dengan sifat Dito yang seperi itu.
"Yeeee.... Malah benging, ditanyain loh. Kalau lagi bengong gitu kamu gemesin deh" sambil menaruh minuman kaleng disamping Mira duduk dan Dito menyubit gemas Mira
"Oh iya yaa ahahah maaf yaa" jawab Mira kikuk
"Mikirin apaan sih Mir?" tanya Dito
"Nggak Dit, nggak mikirin apa apa kok. Eh iya tadi nanya apaan? gagal fokus ih sorry" jawab Mira singkat
"Yang lain kemana atuh neng, kenapa sendirian aja disini? Mira nggak istirahat ke kantin? Nggak laper? Caacingnya nggak dikasih makan?" Tanya Dito panjang lebar sampai sampai membuat Mira bengong lagi
"Haaaaaaaa...... Banyak nya nanyanya perasaan tadi nggak sepanjang itu ahahah yang lain pada makan di kantin Dit, Mira nggak laper jadi nggak pengen makan, lagian tadi juga sarapan kok. Biasalah mama Natasya masih rajin masak nasi kuning buat aku ahahaha" Jawab Mira tak kalah panjang nya dengan pertanyaan Dito.
* * *
Mira memutuskan untuk pergi ke perpustakaan kota yang letaknya tak jauh dengan tempat tinggalnya sepulang sekolah. Disana Mira dapat meminjam buku free tanpa bayaran, syaratnya hanya perlu untuk registrasi untuk mendapatkan kartu perpustakaan kota tersebut. fasilitas disana juga lengkap. Mira senang berada di kumpulan buku buku.
Kembali Mira melamun sembari tangannya memegang buku yang sempat dibacanya beberapa halaman. Lamunan di sekolah tadi hilang ketika Dito datang. Mengingat kalau sekarang Mira tidak mengikuti OSIS lagi di sekolahnya sejak kelas 2 ini, karna perbedaan pedapat dan ketidakcocokan Mira dengan sosok ketua yang baru, maka dari itu Mira memutuskan untuk berhenti tidak mengikuti OSIS lagi. Natasya masih sampai sekarang, dia lanjut untuk periode yang baru ini.
Persahabatan Mira dengan sahabat sahabatnya masih akrab terutama dengan Ataya, Natasya, Susan yang merupakan teman sebangkunya, Arina yang merupakan si body hot.Sedangkan sisanya sudah agak renggang diakibatkan sekarang di kelas 2 diterapkan sistem rolling dan letak kelas yang berjauhan yang mempenngaruhi kerenggangan persahabatan diantaranya. Namun jika hangout atau acara acara di luar sekolah mereka selalu kompak. Ntah seperti apa, hanya di sekolah saja mereka terlihat tidak akrab.
* * *
Dikelas 2 ini semua berbeda. Mira lebih suka sendiri tak banyak bicara seperti biasanya. Mungkin karna persoalan keluarga yang sedang dihadapinya. Papa Mira lebih otoriter, protektif dan lebih lebih dibanding beberapa tahun silam. Disitu Mira merasa tertekan sebagai anak. Harus membagi waktu antara sekolah dan keadaan di rumah.
Tapi itulah yang membentuk kepribadian dewasa Mira dibanding sahabat sahabatnya yang lain. Hanya Ataya atau Natasya lah yang bisa mengerti jalan pikiran Mira jika Mira menanyakan solusi atau sedang curhat. Mereka berdua dengan telatennya mendengar curahan hati Mira yang bahkan sampai ikutan menangis ketika Mira menangis di saat sesi curhatan itu.
Yang dipikirkan Mira hanya kehidupannya yang seperti ini secepatnya berakhir, tidak ada tangisan lagi berpikir positif dan tetap tenang jika terjadi masalah lagi yang lebih berat dibanding masalah masalah yang sudah terjadi.